|
gambar : dok.pribadi |
Pertanian merupakan sektor yang sangat vital dalam mewujudkan ketahanan pangan suatu negara. Peningkatan produksi tanaman pangan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang tinggi dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan. Peningkatan hasil produksi tanaman pangan dapat dilakukan dengan pola intensifikasi.
Melihat hal tersebut Danu Santoso dan Imam Wibisono, mahasiswa jurusan budidaya pertanian UGM beserta kedua temannya Bagas Prambudi (Peternakan) dan Titisari Juwitaningtyas (Teknologi Industri Pertanian) menggagas suatu program berbasis intensifikasi pertanian pada budidaya padi dengan mendeseminasikan teknologi SRI (System of Rice Intensification) kombinasi pertanian organik kepada masyarakat.Gagasan yang diusung oleh empat sekawan ini merupakan salah satu program hibah bersaing yang didanai oleh MITI (Masyarakat Ilmuwan Teknolog Indonesia) bekerjasama dengan Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Program yang diberi nama STANSA (Sahabat Petani Sejahtera) ini dilaksanakan di Padukuhan Padon, Desa Sendang Rejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman DIY. Program STANSA ini juga telah didukung oleh banyak stakeholder diantaranya CV. Pandawa Kencana, CV. Agroraya Madani, serta dukungan dari pemerintah daerah setempat. Kepala Padukuhan Padon, Bapak Nur Widada, menghendaki adanya pengembangan pertanian organik dan lebih spesifik lagi beliau menyampaikan ketertarikannya pada pengembangan beras organik di daerahnya.
Kondisi masyarakat petani secara umum di Padukuhan Padon cukup aktif dalam mengakses informasi dari luar. Baik dari pemerintah, swasta, pemodal, maupun perguruan tinggi. Bahkan saat ini, masyarakat di Padukuhan Padon telah mampu mengaplikasikan teknologi pembuatan pupuk organik cair dari limbah organik dan kotoran ternak secara mandiri, praktis dan ramah lingkungan.
Meskipun telah mampu mengelola pupuk organik sendiri, petani di Padukuhan Padon belum semuanya mengaplikasikan penggunaan pupuk organik tersebut bagi lahan pertanian mereka. Beberapa petani memang telah ada yang mencoba untuk menggunakan pupuk organik hasil produksi untuk diaplikasikan dilahan pertanian mereka. Hanya saja penggunaan ini secara bertahap dan masih menggunakan campuran pupuk kimia. Petani belum berani beralih berani ke organik murni karena takut hasilnya menurun drastis. Keresahan yang muncul ini diakibatkan masih minimnya pengetahuan mengenai budidaya padi secara organik.
Melalui program STANSA, diharapkan keresahan-keresahan yang dirasakan petani dapat diatasi. Program STANSA bertujuan membangun sebuah kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis agribisnis beras organik dengan menerapkan teknologi budidaya yang praktis serta mengoptimalkan potensi lokal yang ada. Sistem ini memungkinkan penghematan benih, air irigasi dan biaya produksi pada budidaya padi tanpa adanya input kimia sintetis sehingga mampu mewujudkan pertanian organik yang berkelanjutan.
Prinsip dasar yang diterapkan dalam aplikasi STANSA atau pertanian organik dengan teknologi SRI ini ialah dengan 3T JVP ( Tanam muda, Tanam satu, Tanam dangkal, Jarak Tanam Optimal, Varietas Unggul, dan Pupuk Organik). Dengan menggunakan metode tersebut diharapkan segenap potensi yang dimiliki oleh masing-masing individu tanaman padi dapat optimal untuk memberikan hasil yang maksimal.
Program STANSA ini mulai direalisasikan pada akhir bulan September 2010 dengan pembuatan demonstrasi plot ± 3000 m2. Dari hasil pembuatan demonstrasi plot awal ini diharapkan mampu menguatkan keinginan masyarakat untuk bersama-sama membangun pertanian yang ramah lingkungan.
-amindo-